Selamat Hari Nelayan Nasional

 

Sumber: pinterest widya

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupimu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

Selamat Hari Nelayan

 

Kalian sudah tahu atau belum, kalau tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional?

Yup, pada 1960 Hari Nelayan Nasional ditetapkan pada tanggal 6 April. Penetapan Hari Nelayan Nasional bermula dari sebuah tradisi larung sesaji di Pantai Pelabuhan Ratu yang digelar setiap 6 April.

Tradisi ini disebut Labuh Saji, dimana “Labuh” berasal dari bahasa sunda yang artinya melabuhkan/menjatuhkan sesajen ke laut dengan harapan agar hasil tangkapan berlimpah setiap tahun. Selain itu, upacara ini merupakan tradisi yang dilakukan para nelayan Pelabuhan Ratu untuk memberikan kehormatan kepada seorang putri yang bernama Nyi Putri Mayangsagara atas perhatiannya terhadap kesejahteraan para nelayan. Menurut cerita , Nyi Putri Mayangsagara mulai melakukan upacara adat Labuh Saji sejak abad ke-15 sebagai tradisi tahunan untuk memberikan bingkisan kepada Nyi Roro Kidul yang dipercayai sebagai penguasa pantai selatan. Upacara ini dilakukan agar rakyatnya mendapat kesejahteraan dari pekerjaan mereka sebagai nelayan. Upacara ini masih dilakukan setiap tahun pada tanggal 6 April, maka pada tahun 1960 ditetapkan 6 April sebagai Hari Nelayan Nasional.

 

Sumber: pantainesia.com

Tujuan peringatan Hari Nelayan adalah sebagai bentuk mengapresiasi jasa para nelayan Indonesia dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein dan gizi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia sekaligus sebagai bentuk pengingat untuk bersyukur dan memajukan kesejahteraan nelayan.

Lalu apakah tujuannya sudah tercapai di peringatan yang ke-63 di tahun 2023?

Peran nelayan sebagai pemeran utama dalam perikanan Indonesia sudah tidak ada yang meragukan lagi. Berperan sebagai pemasok bahan pangan bergizi, menjaga ketahanan pangan secara nasional.

Pemerhati Kelautan dan Perikanan M. Zulficar Mochtar membeberkan fakta menarik tentang nelayan Indonesia yang disebut sebagai aktor utama, namun nasibnya tidak mengalami perubahan signifikan. Dia menyebutkan kalau profesi nelayan adalah salah satu yang paling berbahaya dan beresiko di dunia.

Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO) menyebutkan kalau nelayan adalah profesi yang paling berbahaya di dunia dengan tingkat kecelakaan dan kasus cukup tinggi sepanjang tahun.

Hasil study Fish Safety Foundation pada tahun 2022, memperkirakan kematian terkait perikanan secara global mencapai 100.000 kasus setiap tahun, kesejahteraan nelayan juga terbelakang karena masuk golongan ketidakpastian usaha.

Berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2017 yang dilakukan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad Prof. Dr. Zuzy Anna, nelayan menjadi salah satu profesi paling miskin di Indonesia. Sebanyak 11,34% orang di sektor perikanan tergolong miskin, lebih tinggi dibandingkan sektor pelayanan restoran (5,56%), konstruksi bangun (9,86%), serta pengelolaan sampah (9,62%). Menurut data BPS tahun 2018, 20%-48% nelayan Indonesia masih dalam kondisi miskin.

Katanya Indonesia adalah negara maritim, yang memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta Km2. Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 merupakan lautan, dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif, hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan. Dengan kondisi ini, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar. Kenapa nelayan masih belum sejahtera?

Menurut Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) M. Rizal Damanik, ada beberapa hal yang menyebabkan nelayan lokal Indonesia masih tergolong miskin. Diantaranya, yaitu:

1.   Jumlah tangkapan yang mereka bawa pulang hanya sedikit. Loh?

Sesuai dengan Kepmen KP Nomor 19/2022, total estimasi potensi sumber daya ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) sebanyak 12,5 juta ton per tahun dengan Jumlah Tangkapan Ikan yang Dibolehkan (JTB)  8,6 juta ton per tahun. Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa nilai tersebut sangat besar kalau rata-rata dibikin Rp. 20.000 per kilo saja, bisa Rp. 224 triliun. Bukankan potensi ikan Indonesia sangat besar, kenapa nelayan hanya membawa sedikit ikan? jawabannya adalah karena ikan di laut Indonesia memang ada sangat banyak, namun nelayan-nelayan lokal ini kalah bersaing dengan kapal-kapal berbobot besar yang tentunya lebih mampu mengambil lebih banyak ikan.

2.   Belum terpenuhinya hak-hak dasar keluarga nelayan. Contohnya adalah fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai, susahnya mendapatkan akses air bersih, dan kondisi pemukiman yang buruk. Hal dasar ini berpengaruh pada produktivitas nelayan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sendiri mencoba untuk memetakan isu-isu yang dihadapkan oleh para nelayan. Berikut merupakan isu-isu yang sudah dikumpulkan:

  1. Sulitnya aset pendukung

Nelayan sulit mendapatkan bantuan kapal. Belum semua nelayan mendapatkan asuransi jiwa yang diberikan oleh KKP, hingga tingginya biaya solar. Jangan lupakan kesenjangan teknologi yang terjadi antar Indonesia dengan negara lainnya.

  1. Masalah sektor keuangan

Nelayan masih kurang dalam akses permodalan untuk biaya operasional melaut. Selain itu nelayan juga masih kurang pengetahuan mengenai pemanfaatan pendapatan untuk pengembangan usaha.

  1. Isu sektor penangkapan ikan juga penting, dimana akses nelayan untuk mendapatkan informasi cuaca, gelombang perairan, arah angin masih sangat terbatas.
  2. Munculnya tengkulak dalam jalur distribusi, dan kurangnya dukungan pengembangan pemasaran.

Menurut Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB), yang perlu kita ketahui pengelolaan ikan di negara maju adalah tugas nelayan hanya berfokus bagaimana memproduksi, tetapi sisi hulu dan hilirnya sudah ditanggung oleh pemerintah. Dari sisi hulu, pemerintah menyediakan sarana produksi, seperti jaringan, BBM, dan mesin kapal dengan jumlah yang memadai, kualitas baik, dan harga yang relatif murah. Tidak berarti pemerintah yang berjualan, akan tetapi pemerintah yang mengkoordinasikan termasuk juga penyediaan koperasi-koperasi bagi nelayan. Kemudian pada sisi hilir harus ada jaminan pemasaran. Selama harga ikan masih fluktuatif nelayan tidak akan keluar dari kemiskinan dan tidak mendapatkan kesejahteraan. Dampaknya adalah hasil perikanan yang tidak optimal.  Penyediaan sarana produksi, proses produksi dan pemasaran seharusnya menjadi tugas pemerintah. Nelayan berfokus pada produksi atau bagaimana cara membudidayakan perikanan secara produktif, efisien, dan ramah lingkungan.

  1. Permasalahan distribusi dan moda transportasi

Ada tiga permasalahan distribusi dan moda transportasi hasil perikanan, yaitu:

a.     Rute dan jadwal angkutan masih terbatas dan frekuensi jadwal angkutan tol laut terbatas.

b.    Infrastruktur sarana dan prasarana terbatas. Keterbatasan sarana prasarana dalam rantai dingin. Beberapa diantaranya seperti air blast freezer, gudang penyimpanan beku, pabrik es, dan kendaraan berpendingin.

c.     Permasalahan muatan, sinergitas lokasi pelabuhan perikanan dengan pelabuhan niaga masih menjadi persoalan. Tidak hanya kontinuitas muatan hasil perikanan tertentu dan kurangnya sosialisasi program tol laut pada pelaku usaha perikanan

 

Sumber: Indonesiabaik.id

Berdasarkan data-data tersebut, maka tidak heran jika jumlah nelayan di Indonesia terus mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir sebagaimana dilaporkan dalam dokumen Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2021. Pada tahun 2010 jumlah nelayan tercatat sebanyak 2,6 juta orang, namun pada tahun 2019 lalu, jumlahnya tercatat hanya 1,83 juta orang. Minat anak muda yang rendah terhadap industri perikanan dan rumah tangga nelayan dianggap sebagai sebuah ancaman bagi kelangsungan kehidupan dan ekonomi laut Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sjarief Widjaja. Perlu adanya beberapa solusi untuk menangani hal ini, dan tentunya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

 

Komitmen Negara

Menurut Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Basilio Dias Araujo, pemberian perlindungan kepada nelayan, menjadi salah satu bentuk komitmen negara untuk mewujudkan visi sebagai negara maritim yang kuat. Para nelayan yang harus dilindungi adalah mereka yang bekerja pada kapal-kapal milik sendiri ataupun milik perusahaan yang ada di dalam atau luar negeri. Semuanya harus mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama berkaitan dengan kondisi pekerjaannya, terutama jaminan sosial, hak berserikat dan berkumpul, dan hak-hak budaya serta kebebasan individu secara kolektif. 

 

Sumber: pinterest by just so so

Aku jadi ingat satu film yang aku tonton dulu. Laskar Pelangi, disana ada satu tokoh anak nelayan yang sangat pintar. Dia hidup bersama saudara dan ayahnya. Suatu hari dia menunggu ayahnya yang tak kunjung pulang dari laut. Iya, Ayahnya tidak pulang dan akhirnya Lintang harus mengubur mimpinya, karena Lintang menjadi penerus ayahnya. Dia harus mengambil peran sang ayah yang tidak pulang dari laut. Ini baru cerita film, sementara di luar sana pasti lebih banyak cerita seperti ini yang mungkin lebih kompleks permasalahannya. Apresiasi sebesar-besarnya untuk para nelayan, yang sudah berperan sebagai pemasok bahan pangan bergizi, menjaga ketahanan pangan secara nasional. 

Oh iya, kemarin ada kejadian lucu, jadi ibuku masak ikan. Sayangnya aku gak tahu itu ikan apa, yang jelas dagingnya tebal-tebal. Terus aku bilang enak dan aku nambah makan. Terus kalian tahu apa yang terjadi? Tiga hari berturut-turut ibu aku beli ikan itu, literally bener-bener 3 hari berturut-turut belinya. Tapi memang seenak itu sih Ikan, banyak hidangan yang bisa dimasak dari ikan. So aku ingin berterimakasih kepada nelayang yang sudah membawa ikan patin itu di meja makanku. Se seneng itu aku saat makan, dan semoga kebahagiaan yang sudah kalian bawa di rumahku bisa kembali juga ke rumah kalian. Semoga lautan selalu baik kepada kalian yang juga berbaik hati membawa kebahagian di setiap rumah. Selamat Hari Nelayan

 

 Chocolate

April, 6 2023

Sumber:

CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20220810161707-4-362718/dahsyat-laut-luas-potensi-ikan-di-indonesia-rp-224-t-tahun (Diakses: 5 April 2023)

Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). https://www.walhi.or.id/jumlah-nelayan-di-indonesia-terus-menurun-akibat-krisis-iklim-dan-industri-ekstraktif (Diakses: 5 April 2023)

Indonesia baik.id. https://indonesiabaik.id/infografis/problematika-nelayan-indonesia (Diakses: 5 April 2023)

Mongabay Situs Berita Lingkungan. https://www.mongabay.co.id/2022/12/23/catatan-akhir-tahun-akankah-nasib-nelayan-membaik-tahun-depan/ (Diakses: 5 April 2023)

Penjaga Laut. https://jagalaut.id/nelayan-indonesia-ada-di-garis-kemiskinan/ (Diakses: 5 April 2023)

Universitas Gadjah Mada. https://www.ugm.ac.id/id/berita/22387-keterbatasan-rute-dan-infrastruktur-masih-jadi-persoalan-distribusi-perikanan-indonesia (Diakses: 5 April 2023)

Universitas Padjadjaran. https://www.unpad.ac.id/2020/09/menjadi-profesi-termiskin-di-indonesia-benarkah-nelayan-tidak-bisa-bahagia-dengan-profesinya/ (Diakses: 5 April 2023)

Yayasan Mandalahayu. https://mandalahayu.sch.id/news/sejarah-6-april-peringatan-hari-nelayan-nasional (Diakses: 3 April 2023)

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Hai Chocolate

Pinterest by muslimah  🍀 Hai Chocolate   “Congrats, kamu sudah bisa melewati banyak hal di awal tahun ini” Melewati ya, bukan berarti s...

Translate