Balada Orang Tua dan Anak

kalhh dari Pixabay


Anak, waktu kecil sepenuhnya milik orang tuanya. Mau dididik seperti apapun itu terserah orang tua. Mau dengan penuh kasih saya, dimanja, dididik dengan disiplin, dengan keras itu hak orang tuanya. Sebagai anak bisa apa? Ikut aja

Hidup anak sangat bergantung pada orang tuanya, mau berontak paling banter nangis. Nanti gede dikit baru bisa yang lain.

 

Anak gak pernah bisa memilih mau hadir dikeluarga seperti apa, dan orang tua juga gak bisa memilih anak seperti apa, tapi bisa membentuk anak seperti apa. Tapi pada umumnya, yang jelas ketika anak sudah lahir, maka orang tua akan sangat menyayangi anaknya. Apalagi anak yang sudah sangat dinanti. Bahkan diluar sana banyak orang tua yang melakukan berbagai cara untuk bisa menghadirkan anak dalam keluarganya. Yaa ada juga yang posisinya gak begini

Saat anak lahir, akan muncul banyak harapan dari orang tua untuk si anak. Anak mulai didik dari kecil sesuai kemauan orang tuanya. Orang tua ingin anaknya disiplin, maka akan didik dengan cara yang disiplin juga, ingin anak yang penyayang maka didik dengan penuh kasih sayang. Ingin punya anak dokter, mulai di kenalin kerennya dokter, mau punya anak polisi di didik jiwa-jawa polisi. Semuanya tergantung orang tuanya, bukan anak yang menentukan. Karena saat masih kecil anaka belum tahu apa tujuan dan keinginan hidupnya. Padahal apa yang didapat anak saat kecil akan berpengaruh dan dibawa sampai saat anak dewasa.

Saat anak mulai mengenal dirinya sendiri, mengetahui apa munya dan apa yang dia suka. Mulai muncul keinginan untuk mengapai mimpinya,mengejar tujuan hidupnya. Disinilah akan terlihat apakah keinginan orang tua dan anak sama. Apakah usaha ornag tua untuk mempengaruhi anak berhasil.

Bagaimana jika harapan dan tujan antara orang tua dan anak berbeda?

Ternyata keinginan orang tua, didikan orang tua tidak membuat si anak nyaman. Anak tidak merasa senang dengan harapan orang tuanya.

Seorang anak diwajibkan untuk menghormati orang tuanya, yang telah merawat, membesarkan, bahkan jika saat ini si anak sudah sukses, peran orang tua tidak bisa dilepaskan. Banyak hal yang telah orang tuanya korbankan untuk anaknya. Rasa lelah dikesampingkan, sakit tidak dirasa. Bahkan nyawa rela ia korbankan, karena dia punya harapan untuk anaknya. Tapi saat anak sudah dewasa, ternyata harapan anak dan orang tua berbeda. Lalu bagaimana dengan harapan orang tuanya terhadapa anaknya ini?

Bagi seorang anak, dia tidak pernah berharap dilahirkan oleh orang tua tersebut. Tapi orang tualah yang berharap hadirnya anak dalam kelurganya. Bukankah merawat, membesarkan dan memenuhi kebutuhan anak itu tanggungjawab orang tua, karena merekalah yang ingin punya anak. Lantas kenapa anak harus terbebani oleh itu semua? Hidup hanya 1 kali, lalu haruskah anak mengorbankan hidupnya hanya untuk memenuhi keinginan orang tuanya. Hidup yang hanya sekali, tapi anak hidup bukan untuk mewujudkan mimpinya tapi untuk mewujudkan mimpi orang tua yang belum atau tidak bisa mereka wujudkan sendiri. Apakah tidak seharusnya setiap manusia mewujudkan mimpinya masing-masing. Akan beda cerita jika memang si anak yang berkeinginan mewujudkan mimpi orang tuanya. Karena itu memang mimpi mereka, ya mereka bermimpi unutk mewujudkan mimpi orang tuanya.

Kalau dipikir begini, semuanya terasa benar. Benar saat dilihat dari sudut pandang orang tua dan benar jika dilihat dari sudut pandanga anak.

Tugas orang tua memang merawat, membesarkan dan bertanggung jawab atas anaknya. Maka anak memiliki tanggung jawab untuk berterimakasih atas segala kasih sayang. Atas segala keinginan anak, yang sudah memaksa orang tua untuk memenuhinya. Meminta sesuatu saat orang tua dalam kondisi sulit untuk memenuhinya, tapi orang tua tetap berusaha memenuhinya. Tanpa mengeluh dan tidak memberitahu sang anak saat mereka kesusahan. Tampil baik-baik saja walaupun kenyataanya tidak baik. Berterimakasih atas segala hal yang akhirnya bisa membuat si anak berada pada posisi saat ini, posisi yang juga diharapkan banyak orang diluar sana.

Walaupun berbeda tujuan dengan orang tua, anak tetap berkewajiabna untuk merawat, menghormati dan membahagiakan orang tua. Banyak hal yang kadang telah dilakukan anak dan melukai orang tua. Ataupun sebaliknya. Bahkan dalam islam doa orang tua adalah doa yang paling ampuh. Bisa jadi semua pencapaian yang kita dapat merupakan hasil dari doa orang tua kita, bukan doa dan usaha kita. jadi menyombongkan diri dengan merasa tidak perlu menghormati orang tua karena mereka yang telah meminta kita ada di dunia ini adalah hal yang tidak tepat. Karena orang tua juga tidak mengharapkan anak yang merepotkan dan keras kepala.

Mungkin orang tua, atau para calon orang tua harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk mempunyai anak. Anak adalah manusia. Dimana dia sama dengan dirimu (orang tua). Punya keinginan dan  harapan, tidak selamanya dia akan bergantung padamu, akan ada waktunya anak terlepas dan mengepakkan sayapnya sendiri. Terbang kemana ia mau. Tapi dia pasti akan kembali ke rumah. Rumah, bagi anak adalah salah satu tempat ternyaman dan tertenang di dunia. Maka ciptakan rumah nyaman itu.

Segala pencapain yang sudah terjadi pada diri anak saat ini, tidak dapat terlepas dari orang tua. Saat anak masih kecil, hanya menangis yang bisa dilakukan. Bagaimana mungkin anak bisa seperti saat ini jika bukan orang tua yang mengajarkan dan melakukan untuknya. Bersyukur dan sayangi orang tua, karena perbedaan saat ini jika dibandingkan dengan segala usaha orang tua mungkin ini tidak ada apa-apanya.

Diskusi adalah jalan yang terlihat baik untuk kondisi saat ini. Berbicara bersama untuk membicarakan tujuan dan mimpi-mimpi. Untuk kebahagiaan dan kenyamanan bersama. Orang tua dan anak sudah ditakdirkan bersama oleh Allah, maka sudah dipastikan hal ini adalah yang terbaik, dan pasti akan ada hikmahnya. Perbedaan kecil ini bukanlah suatu hal yang harus memisahkan orang tua dan anak. Yakinlah walau sering juga tak terucap tapi dalam hati terdalam seorang anak sangat menyayangi orang tuanya.

 

p.s. berbagai sumber baik diri sendiri, cerita sahabat, membaca buku, menonton filem

 

 

Chocolate

Kediri, kapan ya udah lam

 

 

 

0 komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Hai Chocolate

Pinterest by muslimah  🍀 Hai Chocolate   “Congrats, kamu sudah bisa melewati banyak hal di awal tahun ini” Melewati ya, bukan berarti s...

Translate